LONCENG RAKYAT – Ratusan keluarga besar HMI se-provinsi Banten merayakan tasyakuran Milad HMI ke-76 di Rumah Kediaman Korpres MW KAHMI Banten yakni H.Moh. Bahri yang juga suami dari Presidium Forhati Nasional Yunda Hj. Jamilah Abdul Gani pada minggu, (12/2/2023).
Acara berlangsung meriah penuh kekeluargaan dan keakraban. Dihadiri pengurus MN KAHMI, MW Kahmi Banten, Forhati Wilayah, MD KAHMI se-provinsi Banten dan formasi lengkap Presidium Forhati Nasional, Presidium Majelis Nasional KAHMI, Romo Syafi’ie serta para tokoh alumni HMI lainnya diantaranya Yunda Hanifah Husein.
Sedangkan kader HMI sendiri banyak juga hadir dari kalangan PB HMI yg diwakili oleh Sekjen Ichya Halimudin, Badko HMI dan seluruh HMI & Kohati Cabang se-provinsi Banten.
Selaku tuan rumah, Moh. Bahri menegaskan, acara Milad dilaksanakan sebagai bentuk refleksi diri, karena kiprah dan peran masing-masing di masyarakat diantaranya berkat tempaan sebagai kader HMI.
“Begitupun kader HMI saat ini agar meneruskan menjaga eksistensi perjuangan HMI, kiprah dan pemikirannya harus semakin terasa kehadirannya di masyarakat,” katanya.
Baca juga:
- Rangkaian HUT Porwan Ke-II, 8 Tim Semarakan Turnamen Liga Porwan
- Rindu Nuansa Putih Biru, Alumni SMPN 1 Pandeglang Angkatan 2003 Gelar Reuni
- Badko HMI Jabodetabeka-Banten Fokus Bahas Isu Sosial, Lingkungan, dan Politik
Bahri yang juga anggota DPRD Provinsi Banten Fraksi Gerindra menambahkan, HMI jangan disibukkan pada persoalan internal yang makin terasa minim daya kritisnya akan persoalan bangsa.
“Satu hal yang harus menjadi perhatian untuk meminimalisir potensi masalah internal organisasi yaitu tegakkan aturan atau AD/ARTnya secara konsisten, laknakan agenda organisasi tepat waktu,” ujarnya.
Dalam sambutan yang sama, Perwakilan Presidium Forhati Nasional, Yunda Anita Ariyani menyampaikan, tentang pentingnya membangun kebersamaan dan menguhkan kiprah kita yang bertumpu pada tujuan HMI.
Senada dengan Cak Ipul sapaan akrab Moh. Bahri, Adi Prayitno yang didapuk sebagai pembicara tentang refleksi milad HMI ke 76, selaku alumni HMI jebolan cabang Ciputat berbagi pengalamannya sebagai kader HMI yang dididik keras secara intelektual dalam isu keislaman dan ke-Indonesia-an.
Dari situ ia mulai memanfaatkan ketertarikannya terhadap kajian Islam dan khususnya politik yang saat menekuni perhatiannya sebagai pengamat politik nasional.
“Intelektualitas kader HMI diukur dari sejauh mana keras dan tekun nya mereka dalam berdiskusi, berpikir kritis dan etis (beradab),” Imbuhnya.
Sementara, Presidium Majelis Nasional KAHMI, Romo Syafi’ie menyampaikan pencerahannya tentang pentingnya kembali ke Masjid.
“Masjid bukan sekedar tempat ibadah tapi harus menjadi pusat peradaban yang dapat menggerakkan potensi ummat dalam segala bidang,” tutupnya.
LR-02***